Laman

Selasa, 22 November 2011

Software Al Qur'an yang Cukup Menarik untuk Ponsel java

Sekedar sharing-sharing aja.Beberapa software Al Qur'an yang cukup menarik bagi saya untuk Ponsel java adalah iQur'an & Tarjamah Quran.Setiap Ganti hp OS Java,saya selalu tidak lupa instal 2 software tersebut.Untuk download:
iqur'an





Untuk Tarjamah Qur'an 













Tafsir Al Qur'an Ibnu Katsir Juz 1 – 18 dan 26 – 30

Di abad ke-8 Hijriyah lahir seorang ulama ahli tafsir yang merupakan alumnus akhir madrasah tafsir dengan atsar. Dialah Isma’il bin ‘Umar bin Katsir rahimahullah, salah seorang murid Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah (wafat tahun 774 H). Tafsirnya dijadikan rujukan oleh para ulama dan penuntut ilmu semenjak jaman beliau hingga sekarang.
Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullah -beliau juga menulis tafsir- mengatakan bahwa Tafsir Ibnu Katsir adalah salah satu kitab tafsir terbaik, jika tidak bisa dikatakan sebagai tafsir terbaik, dari kitab-kitab tafsir yang ada. Al-Imam As-Suyuthi rahimahullah menilai tafsirnya menakjubkan, belum ada ulama yang menandinginya. Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah dalam bukunya Al-‘Ilmu menganjurkan penuntut ilmu membaca Tafsir Al Qur’anil ‘Azhim atau yang lebih dikenal dengan Tafsir Ibnu Katsir. Wallahu a’lam.

Jika beli dalam bentuk buku Tafsir Al Qur'an Ibnu Katsir sebanyak 30 Juz kita bisa menghabiskan duit yang cukup banyak.Bagi yang punya smartphone,laptop atau gadget2 lainnya yang mempunyai software reader file pdf atau file lain seperti djvu bisa dicoba download file tafsir qur'an Ibnu Katsir bisa dikunjungi link dibawah ini:
http://shirotholmustaqim.wordpress.com/tafsir-ibnu-katsir-juz-1-18/
Meskipun sayang Tafsir untuk Qur'an Juz 19-25 tidak ada,tapi setidaknya kita sudah bisa dapat cukup banyak ilmu yang bermanfaat.

Sabtu, 11 Juni 2011

Hindarilah Taklid dalam Beragama
 
KETAHUILAH bahwa sesungguhnya taklid adalah menerima perkataan orang lain tanpa mengetahui dalilnya. Tidak diragukan lagi, taklid dilakukan tanpa ilmu, dan seorang muqallid (orang yang taklid) tidak disebut sebagai orang berilmu. Oleh karena itu, para ulama melarang orang-orang taklid kepada mereka. Para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah menyatakan bahwa setiap orang, perkataannya dapat diterima dan ditinggalkan, kecuali Rasulullah.

Tak sedikit ulama yang melarang pengikutnya untuk taklid buta kepada mereka. Bahkan imam empat mazhab seringkali memotivasi pengikutnya untuk mengetahui argumen dan dalil dari setiap pendapat keagamaan, serta menjauhi taklid buta kepada mereka.

Imam Abu Hanifah mengatakan, “Setiap orang bisa menyanggah dan disanggah, kecuali penghuni kuburan ini.” Dia mengisyaratkan makam Rasulullah. Demikian pula dengan Imam Asy-Syafi’i yang menyatakan, “Apabila hadits itu shahih, maka ia adalah mazhabku.” Bahkan dia menegaskan, “Apabila perkataanku menyelisihi sabda Rasulullah, maka benturkanlah pendapatku itu ke permukaan tembok.” Dengan demikian, barangsiapa yang telah mengetahui secara jelas sunnah Rasulullah, maka dia tidak berhak berpaling darinya kepada perkataan orang lain.
...Dengan demikian, barangsiapa yang telah mengetahui secara jelas sunnah Rasulullah, maka dia tidak berhak berpaling darinya kepada perkataan orang lain...
Lalu Imam Ahmad mengatakan, “Aku heran kepada suatu kaum yang telah mengetahui berbagai isnad (pernyataan Rasulullah) berserta keshahihannya, namun mereka lebih memilih pendapat Sufyan.” Bahkan, suatu ketika Imam Ahmad berkata kepada salah saeorang muridnya, “Janganlah engkau taklid kepadaku, kepada Malik, Asy-Syafi’i, Al-Auza’i, Ats-Tsauri. Akan tetapi ambillah dalil dari sumber mereka mengambil dalil.”

Abdullah bin Abbas mengungkapkan, “Hampir saja kalian ditimpa batu dari langit. Dikarenakan aku mengatakan: “Rasulullah bersabda,” namun kalian malah mengatakan: “Abu Bakar dan Umar berkata”.”

Jadi yang harus dilakukan seorang mukmin, sebagaimana diterangkan Syaikh Sulaiman bin Abdullah, adalah meyakini apa yang ada di dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah dalam hal apa pun. Dia harus mengamalkan keduanya, kendati orang-orang menyelisihi keduanya. “Karena hal demikian diperintahkan Allah, Rasul-Nya, dan para ulama seluruhnya telah menetapkan konsensus tentang hal itu. Orang yang tidak meyakininya adalah orang-orang bodoh dan taklid. Mereka bukan orang berilmu,” urai Syaikh Sulaiman dalam Taisir Al-‘Aziz Al-Hamid (hlm. 546-547).
...Hendaklah berpegangan kepada atsar ulama salaf, meski manusia seluruhnya menyanggah engkau. Jauhkan dirimu dari pendapat-pendapat manusia, meski mereka menghiasinya dengan keindahan-keindahan...
Imam Al-Auza’i menambahkan, “Hendaklah berpegangan kepada atsar ulama salaf, meski manusia seluruhnya menyanggah engkau. Jauhkan dirimu dari pendapat-pendapat manusia, meski mereka menghiasinya dengan keindahan-keindahan.” Demikianlah, sebagaimana dikatakan Ibnu Taimiyah, “Barangsiapa kehilangan dalil (petunjuk), maka dia akan sesat di jalan.”

Dengan demikian, manhaj dan jalan yang harus ditempuh demi keselamatan akidah, ibadah, dan muamalah adalah menghindari taklid dan mengikuti dalil berdasarkan pemahaman para Rasulullah, para sahabat serta para pengikut beliau. Jangan sekali-kali berpaling kepada pendapat orang-orang yang menyelisihi mereka. 

[ganna pryadha/voa-islam.com]
Sumber: http://www.voa-islam.com/teenage/father-tell-me-islam/2010/03/15/3876/hindarilah-taklid-dalam-beragama/

Selasa, 05 April 2011

Shalat Sesuai Tuntunan Nabi SAW (Takbiratul Ihram)

Dalil-dalil tentang kewajiban shalat bagi muslim:

 إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا
....Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

( QS.An-Nisa 103 )




Dari Thalhah bin Ubaidillah,bahwasanya ada seorang Arab gunung yg rambutnya acak-acakan datang kepada Rasulullah SAW lalu bertanya,"Ya Rasulullah,beritahukan-lah kepadaku,shalat apakah yang difardukan allah kepadaku?".jawab Rasulullah," shalat lima waktu,kecuali jika kamu mau shalat sunnah".
(HR.Al Bukhari & Muslim & lafadh itu bagi Al Bukhari juz II, hal.225)




Cara Mengerjakan Shalat.

 Apabila akan shalat hendaklah kita menyempurnakan wudhu terlebih dahulu,kemudian baru mengerjakan shalat sebagai berikut:
1.Qiyam
yaitu berdiri tegak menghadap qiblat (masjidil haram/makkah).

وَمِنْ حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ
Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.....
( QS.Al Baqarah 150 )


Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW,beliau bersabda,"  apabila kamu akan berdiri mengerjakan shalat,sempurnakanlah wudhu,kemudian menghadaplah ke qiblat lalu bertakbirlah".
(HR.Muslim juz I, hal 298)

Kita boleh shalat dengan duduk atau berbaring dalam kondisi tertentu.

Sabda Nabi SAW:
Dari 'Imran bin Hushain Ra,ia berkata : adalah aku menderita ambeiyen,lalu aku bertanya kepada Nabi SAW bagaimana cara shalat.Maka beliau SAW bersabda:," Shalatlah dengan berdiri,jika tidak dapat maka shalatlah dengan duduk,& jika kalau tidak dapat,maka shalatlah dengan berbaring.
( HR.Al Jama'ah kecuali Muslim,& lafadh ini bagi Al Bukhari.)


2.Takbiratul Ihram (takbir untuk memulai shalat)

Wajibnya memulai shalat dengan takbir & mengangkat tangan.

Dari Ali,dari Nabi SAW, beliau bersabda,"  Kuncinya shalat ialah bersuci,mulainya shalat ialah Takbir & selesainya shalat ialah mengucapkan salam".
(HR. At Tirmidzi, & dia berkata,"  hadits ini adalah paling shahih & sebaik-baik hadits dalam bab ini)

Dari Abu Hurairah,ia berkata,"  adalah Rasulullah SAW apabila berdiri untuk shalat,beliau (memulainya dengan) mengangkat kedua tangannya pelan-pelan" .
(HR.Al Khamsah kecuali Ibnu Majah,lafadh ini bagi At Tirmidzi juz I,hal 152)

*Mengangkat kedua tangan sejajar kedua telinga.
                               أَخْبَرَنِي أَحْمَدُ بْنُ نَاصِحٍ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ إِدْرِيسَ قَالَ سَمِعْتُ عَاصِمَ بْنَ كُلَيْبٍ يَذْكُرُ عَنْ أَبِيهِ عَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ قَالَ
قَدِمْتُ الْمَدِينَةَ فَقُلْتُ لَأَنْظُرَنَّ إِلَى صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى رَأَيْتُ إِبْهَامَيْهِ قَرِيبًا مِنْ أُذُنَيْهِ فَلَمَّا أَرَادَ أَنْ     يَرْكَعَ كَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ ثُمَّ كَبَّرَ وَسَجَدَ فَكَانَتْ يَدَاهُ مِنْ أُذُنَيْهِ عَلَى الْمَوْضِعِ الَّذِي اسْتَقْبَلَ بِهِمَا الصَّلَاةَ
سنن النسانى ١٠٩٠
....dari [Wa'il bin Hujr] dia berkata; "Aku datang ke Madinah, lalu aku berkata; 'Aku benar-benar pernah melihat shalatnya Rasulullah SAW, beliau SAW bertakbir dengan mengangkat kedua tangan hingga' aku melihat kedua jempolnya berdekatan dengan kedua telinganya, dan ketika hendak ruku' beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangannya, kemudian mengangkat kepalanya sambil mengucapkan, "Sami'allahu liman Hamidah." Kemudian ia bertakbir dan sujud. Kedua tangannya sejajar dengan kedua telinganya, seperti posisi saat menghadap kiblat'."
(Sunan Nasa'i 1090)

*Mengangkat kedua tangan sejajar kedua bahu.
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا الْمُعْتَمِرُ قَالَ سَمِعْتُ عُبَيْدَ اللَّهِ وَهُوَ ابْنُ عُمَرَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَالِمٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ إِذَا دَخَلَ فِي الصَّلَاةِ وَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرُّكُوعِ وَإِذَا قَامَ مِنْ الرَّكْعَتَيْنِ يَرْفَعُ يَدَيْهِ كَذَلِكَ حَذْوَ الْمَنْكِبَيْنِأَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّنْعَانِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا الْمُعْتَمِرُ قَالَ سَمِعْتُ عُبَيْدَ اللَّهِ وَهُوَ ابْنُ عُمَرَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَالِمٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ إِذَا دَخَلَ فِي الصَّلَاةِ وَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرُّكُوعِ وَإِذَا قَامَ مِنْ الرَّكْعَتَيْنِ يَرْفَعُ يَدَيْهِ كَذَلِكَ حَذْوَ الْمَنْكِبَيْنِ
سنن انسانى ١١٦٩
....dari [Ibnu 'Umar] dari Rasulullah SAW, bahwa beliau mengangkat kedua tangan bila memulai shalat, ruku', serta jika mengangkat kepala dari ruku'. Dan jika berdiri dari dua rakaat maka beliau mengangkat kedua tangan sejajar dengan kedua bahu.
(Sunan Nasa'i 1169)


*Mengangkat kedua tangan setelah bangun dari dua sujud (menuju rekaat ke3 (dalam shalat fardlu))
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ يَعْنِي ابْنَ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْفَضْلِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ فُلَانِ بْنِ رَبِيعَةَ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ الْهَاشِمِيِّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجِ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ كَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ وَيَصْنَعُ مِثْلَ ذَلِكَ إِذَا قَضَى قِرَاءَتَهُ وَأَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ وَيَصْنَعُهُ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرُّكُوعِ وَلَا يَرْفَعُ يَدَيْهِ فِي شَيْءٍ مِنْ صَلَاتِهِ وَهُوَ قَاعِدٌ وَإِذَا قَامَ مِنْ السَّجْدَتَيْنِ رَفَعَ يَدَيْهِ كَذَلِكَ وَكَبَّرَحَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ يَعْنِي ابْنَ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْفَضْلِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ فُلَانِ بْنِ رَبِيعَةَ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ الْهَاشِمِيِّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجِ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ كَبَّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ وَيَصْنَعُ مِثْلَ ذَلِكَ إِذَا قَضَى قِرَاءَتَهُ وَأَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ وَيَصْنَعُهُ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرُّكُوعِ وَلَا يَرْفَعُ يَدَيْهِ فِي شَيْءٍ مِنْ صَلَاتِهِ وَهُوَ قَاعِدٌ وَإِذَا قَامَ مِنْ السَّجْدَتَيْنِ رَفَعَ يَدَيْهِ كَذَلِكَ وَكَبَّرَ
مسند احمد ٦٧٩
 ....dari [Ali Bin Abu Thalib] dari Rasulullah SAW, bahwa apabila beliau berdiri untuk melaksanakan Shalat fardlu beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangannya sampai sejajar dengan kedua bahunya, dan beliau melakukan seperti itu apabila selesai dari bacaannya dan hendak ruku', dan melakukannya apabila mengangkat kepalanya dari ruku', kemudian beliau tidak mengangkat kedua tangannya dalam Shalatnya ketika duduk, dan apabila bangun dari dua sujud beliau juga mengangkat kedua tangannya dan bertakbir."
(Musnad Ahmad 679)








-edit








Selasa, 29 Maret 2011

Kajian Ustad Abdul Aziz (Mantan Pendeta Hindu)




Kajian Dari Ustad Abdul Aziz (Mantan Pendeta Hindu), yang dihadiri sejumlah ormas-ormas Islam termasuk dari NU & Muhammadiyah.




Mungkin sudah biasa kita mendengar atau menyimak pembicaraan tentang orang-orang di luar agama Islam yang kemudian menjadi seorang muslim lalu memberikan kesaksian di mana-mana. Hanya saja yang satu ini agak beda karena kesaksiannya bisa membuat orang kaget, tersinggung dan mungkin ada yang marah. Seorang mantan Pendeta Hindu yang bernama asli Ida Bagus  Erit Budi Finarno, SAG yang lahir di Tabanan Bali sebagai kasta tertinggi orang Hindu yaitu kasta Brahmana, sejak tahun 1995 mengganti namanya dengan Abdul Aziz setelah beliau mendapat hidayah memeluk agama Islam.
Alumni PGA dengan gelas SAG namun bukan SAG Muslim tetapi SAG Kaaafir yang saat ini telah dijuluki sebagai seorang ustdaz membeberkan tentang ajaran agama hindu yang dulu telah dianutnya secara gambalang karena disertai dengan dalil-dalil dari kitab Weda.
Dari paparan yang beliau sampaikan mungkin ada sebagian umat Islam ini yang kaget, tersinggung atau bahkan marah karena beliau sampaikan bahwa ritual-ritual yang selama ini banyak dikerjakan umat Islam ternyata telah dulu dikerjakan oleh umat Hindu yang memang disebutkan dalam Kitab suci agama mereka. Namun demikian bagi umat Islam yang mau mengkaji agama ini dengan benar berdasarkan Al-qur’an da sunnah tentu tidak usah bingung dan tidak usah kaget, namun seharusnya semakin yakin untuk meninggalkan segala macam ritual yang selama ini dikerjakan namun tidak pernah diperintahkan di dalam Al-qur’an maupun As-Sunnah tetapi malah diperintahkan di dalam kitab Weda yang bukan kitab sucinya umat Islam.
Seperti apa paparan ustadz yang satu ini silahkan simak dalam rekaman berikut.

Download kajian Ustad Abdul Aziz

Minggu, 20 Maret 2011

KUMPULAN DOA DOA (1)




Doa Bangkit dari Majlis:

سُبحَا نَكَ اللّٰهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْكَ
Subhaanakallohumma wa bi hamdika asyhadu alla ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaik
(Maha Suci Engkau ya Allah & dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau,aku mohon ampun kepada-Mu & aku bertaubat kepada-Mu)
 (HR. Tirmidzi, hadits hasan shahih juz 5,hal 158,no.3494) 


Doa untuk orang yang sakit :
اللّٰهُمَّ رَبَّ الناَّ سِ مُذْهِبَ الْبَاسِ، اِشْفِ اَنْتَ الشَافِى لاَ شَافِيَ اِلاَّ اَنْتَ شِفَاءًَ لاَ يُغَادِرُ سَقَماًَ
Allahumma robban-naas mudzhibal baasi,isyfi antasy-syaafii laa syaafiya illaa anta syifaa-an laa yughoodiru saqomaa.
(Ya Allah Tuhannya seluruh manusia yang menghilangkan gangguan (penyakit),sembuhkanlah dia,Engkaulah Penyembuh yang tidak ada penyembuh kecuali Engkau,kesembuhan yang tidak kambuh lagi)
(HR.Bukhari juz 4 hal.24)


 Doa Naik Kendaraan :
 
سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هٰذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَوَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ

Subhanalladzii sakh-khoro lanaa haadzaa wa maa kunnaa lahuu muqriniin.Wa innaa ilaa robbinaa lamunqolibuun.
("Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami,padahal kami akan kembali kepada Tuhan kami")
(dari QS. Az Zukhruf ayat 12-14)